Rabu, 29 September 2010

PUISI LAMA

A.PENGERTIAN
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.

Aturan- aturan itu antara lain :

1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama


B. MACAM-MACAM PUISI LAMA

1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.

Contoh:

Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu


2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)

CIRI-CIRI GURINDAM:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.


Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

3. SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.

CIRI - CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh :

Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)


Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)


4.PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.

CIRI – CIRI PANTUN :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)


Contoh :
Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)


MACAM-MACAM PANTUN

1. DILIHAT DARI BENTUKNYA

a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati


2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)
Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

CIRI-CIRI SELOKA:
a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya


Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan


3. TALIBUN
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.

Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d

Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu


4. PANTUN KILAT ( KARMINA )
CIRI-CIRINYA :
a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a – a
e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata


Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)


2. DILIHAT DARI ISINYA

2.1. PANTUN ANAK-ANAK
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang


2.2. PANTUN ORANG MUDA
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua


2.3. PANTUN ORANG TUA
Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang


2.4. PANTUN JENAKA
Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga


2.5. PANTUN TEKA-TEKI
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki

Majas perbandingan

  1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
  2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
  3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
  4. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.
  5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
  6. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
  7. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
  8. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
  9. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
  10. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
  11. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
  12. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
  13. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
  14. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
  15. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
  16. Totem pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
  17. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
  18. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
  19. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
  20. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
  21. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
  22. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
  23. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
  24. Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

[sunting] Majas sindiran

  1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
  2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
  3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
  4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
  5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

[sunting] Majas penegasan

  1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
  2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
  3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
  4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
  5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
  6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
  7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
  8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
  9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
  10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
  11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
  12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
  13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
  14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
  15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
  16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
  17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
  18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
  19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
  20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
  21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
  22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
  23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
  24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
  25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

[sunting] Majas pertentangan

  1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
  2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
  3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
  4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
  5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.

Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.

Prosa kadangkala juga disebut dengan istilah "gancaran".

Artikel ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

Minggu, 26 September 2010

Muhammad Rasulullah SAW


Sejarah Hidup Muhammad

oleh Muhammad Husain Haekal


KATA PERKENALAN

oleh almarhum Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi (Rektor Magnificus Universitas Al-Azhar)

PRAKATA

Lingkungan kekuasaan Islam yang pertama -xli; Islam dan Nasrani - xliii; Kaum Muslimin dan Isa - xliii; Orang-orang Kristen yang fanatik dan Muhammad - xlv; Dasar-dasar yang sederhana dalam kedua agama - xlvi; Perbedaan Tauhid dan Trinitas -xlvii; Kaum Nasrani mengajak Nabi berdebat - xlviii; Masalah penyaliban Almasih - li; Rumawi dan kaum Muslimin - lii; Penulis-penulis Kristen dan Muhammad - lii; Sebab permusuhan Islam-Kristen - lv; Kristen tidak sesuai dengan watak Barat - lvi; Penjajahan dan propaganda anti Islam - lviii; Islam dan apa yang terjadi dengan umat Islam -lviii; Sikap jumud di kalangan pemuda - lix; Ilmu dan literatur Barat - lx; Usaha-usaha modernisasi dunia Islam - lxi; Misi penginjil dan golongan yang berpikiran beku - lxii; Terpikir akan menulis buku ini - lxiii; Qur'an sumber yang paling otentik - lxiii; Konsultasi yang tepat - lxiv; Dalam batas-batas biografi, tidak lebih - lxvi; Penyelidikan berguna bagi seluruh umat manusia - lxviii.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4, Bagian 5, Bagian 6.

PENGANTAR CETAKAN KEDUA

Pembela-pembela Orientalis - lxxiv; Sebab-sebab kesalahan Orientalis - lxxvi; Buku biografi penulis-penulis Islam sebagai pegangan - lxxvi; Orientalis dan ketentuan-ketentuan agama - lxxviii; Qur'an tidak diubah-ubah - lxxviii; Pendapat Muir - lxxx; Penulisan Qur'an pada zaman Nabi - lxxxi; Bila berselisih kembali kepada Nabi - lxxxii; Pengumpulan Qur'an langkah pertama - lxxxiii; Mushaf Usman - lxxxiv; Persatuan Islam zaman Usman - lxxxv; Mushaf Usman cermat dan lengkap - lxxxvi; Cara yang sebenarnya dalam mengadakan penyelidikan - xc; Fitnah sekitar ayan - xci; Kembali kepada ilmu pengetahuan - xcii; Kadang ilmu yang tidak cukup - xciii; Menyerang Muhammad karena gagal menyerang ajarannya - xcv; Pertimbangan mereka yang aktif dalam soal-soal Islam - xcvii; Selawat kepada Nabi - xcviii; Menangkis kecaman - c; Buku-buku sejarah dan buku-buku hadis - c; Kontradiksi - ci; Faktor waktu, ketika cerita itu ditulis - ciii; Pengaruh pertentangan politik dalam dunia Islam - civ; Penghimpunan hadis - civ; Kriterium yang sebenarnya tentang Hadis - cv; Penghimpunan hadis pada masa Ma'mun - cvii; Cerita-cerita tidak masuk akal dan tidak ilmiah - cx; Qur'an dan mujizat - cx; Mujizat terbesar - cxi; Iman menurut pemuka-pemuka Islam - cxiii; Orang-orang mukmin pada masa Nabi - cxiii; Gharaniq dan Tabuk - cxiv; Metoda saya dalam penyelidikan ini - cxvi; Penyelidikan-penyelidikan Orientalis - cxviii; Kaum Muslimin dan penyelidikan - cxix.

PENGANTAR CETAKAN KETIGA

I. ARAB PRA-ISLAM

Sumber peradaban pertama - 1; Laut Tengah dan Laut Merah - 2; Agama-agama Kristen dan Majusi - 3; Bizantium pewaris Rumawi - 4; Sekta-sekta Kristen dan pertentangannya - 4; Majusi Persia di Jazirah Arab - 6; Antara dua kekuatan - 7; Letak geografis Semenanjung Arab - 7; Tidak dikenal, selain Yaman - 8; Raja sahara - 8; Lalu lintas kafilah 9; Kekuatan Persia di Yaman - 9; Yaman dan peradabannya - 10; Judaisma dan Kristen di Yaman -11; Sebabnya Jazirah bertahan pada paganisma 18.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4

II. MEKAH KA'BAH DAN QURAISY

Letak Mekah - 24; Ibrahim dan Ismail - 24; Kisah penyembelihan dan penebusan - 26; Zamzam - 29; Perkawinan Ismail dengan Jurhum - 29; Pembangunan Ka'bah - 32; Mekah di bawah Jurhum - 35; Qushayy dan anak-anaknya - 38; Mekah di tangan Qushayy - 38; Hasyim dan Abd'l-Muttalib - 39; Tugas-tugas duniawi dan agama di Mekah - 39; Berziarah ke Mekah - 42; Abdullah bin Abd'l-Muttalib - 43; Kisah penebusannya - 43; Kisah Abraha dan gajah - 45.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4

III. MUHAMMAD: DARI KELAHIRAN SAMPAI PERKAWINANNYA

Perkawinan Abdullah dengan Aminah - 52; Abdullah wafat - 53; Muhammad lahir - 53; Disusukan oleh Keluarga Sa'd - 56; Kisah dua malaikat dan pembedahan dada - 57; Lima tahun selama tinggal di pedalaman - 60 ; Di bawah asuhan Abd'l-Muttalib - 60; Aminah wafat - 61; Abd'l-Muttalib wafat - 62; Di bawah asuhan Abu Talib - 63; Pergi ke Suria dalam usia duabelas tahun - 63; Perang Fijar - 65; Menggembala kambing - 68; Ke Suria membawa dagangan Khadijah -71; Perkawinannya dengan Khadijah- 73
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3

IV. DARI PERKAWINAN SAMPAI MASA KERASULANNYA

Perawakan dan sifat-sifat Muhammad - 75; Penduduk Mekah membangun Ka'bah - 77; Putusan Muhammad tentang Hajar Aswad - 78; Pemikir-pemikir Quraisy dan Paganisma - 80; Putera-puteri Muhammad - 81; Kematian putera-puterinya - 82; Perkawinan puteri-puterinya - 83; Kecenderungan Muhammad menyendiri - 85; Menjauhi dosa ke Gua Hira - 86; Mimpi Hakiki - 88; Wahyu pertama - 89.
Bagian 1, Bagian 2

V. DARI MASA KERASULAN SAMPAI ISLAMNYA UMAR

Percakapan Khadijah dengan Waraga b. Naufal -95; Wahyu terhenti - 97; Islamnya Abu Bakr - 100; Kaum Muslimin yang mula-mula - 101; Ajakan Muhammad kepada keluarganya - 102; Quraisy menghasut penyair-penyairnya terhadap Muhammad - 105; Muhammad menista dewa-dewa Quraisy - 107; Utusan Quraisy kepada Abu Talib - 109; Kedudukan Muhammad terhadap pamannya - Quraisy menyiksa kaum Muslimin - 110; Kaum Muslimin hijrah ke Abisinia - 118; Islamnya Umar - 125.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4

VI. CERITA GHARANIQ

Cerita ini biasanya digunakan oleh ahli-ahli non-Islam untuk mengatakan bahwa Al-Qur'an pernah tercemari oleh ayat-ayat setan. Haekal menjelaskan secara bagus didalam argumentasinya:
Kembalinya mereka yang hijrah ke Abisinia - Gharaniq yang luhur - Orientalis-orientalis bertahan pada cerita ini - Pegangan mereka dalam hal ini - Lemahnya pegangan tersebut - Cerita yang nyata-nyata dusta ini dibantah oleh penyelidikan ilmiah

VlI. PERBUATAN-PERBUATAN QURAISY YANG KEJI

Umar mengumumkan keislamanannya dan Muslimin beribadat di Ka'bah - 139; Piagam pemboikotan - 139; Upaya-upaya Quraisy memerangi Muhammad - 140; Alat propaganda - 140; Kefasihan yang mempesonakan - 142; Jabr orang Nasrani - 143; Tufail ad-Adausi - 144; Delegasi Nasrani - 145; Terpengaruhnya Quraisy pada ajakan yang baru - 146; Kekuatiran-kekuatiran Quraisy: persaingan - 149; Kehilangan kedudukan di Mekah - 150; Hari kebangkitan - 151; Beberapa perbandingan - 156.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3

VIII. DARI PELANGGARAN PIAGAM SAMPAI KEPADA ISRA'

Muslimin lari dari Mekah ke celah-celah gunung - 159; Tidak bergaul dengan orang kecuali dalam bulan-bulan suci - 159; Zuhair dan kawan-kawannya membatalkan piagam - 160; Abu Talib dan Khadijah wafat - 163; Gangguan Quraisy kepada Muhammad - 165; Kepergian Muhammad ke Ta'if dan penolakan Thaqif - 166; Menikah dengan Aisyah puteri Abu Bakr dan janda Sauda - 169; Isra' dan Mi'raj - 169.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3

IX. IKRAR 'AQABA

Kabilah-kabilah menolak Muhammad secara kasar - 181; Tanda kemenangan dari arah Yathrib - 182; Hubungan Yahudi dengan Aus dan Khazraj - 182; Beberapa orang Yathrib masuk Islam - 184; Perang Bu'ath - 185; Ikrar 'Aqaba yang pertama - 187; Mush'ab b. 'Umair - 188; Kembali ke Mekah sesudah setahun - 188; Orang-orang Islam dari Yathrib - 184; Ikrar 'Aqaba yang kedua - 190; Beritanya di kalangan Quraisy - 193; Muhammad mengijinkan Muslimin Mekah hijrah ke Yathrib - 195 ; Komplotan Quraisy mau membunuh Muhammad - 196.
Bagian 1, Bagian 2

X. HIJRAH

Perintah hijrah - 199; Ali di tempat tidur Nabi - 200; Di gua Thaur - 200; Berangkat ke Yathrib - 203; Cerita Suraqa b. Ju'syum - 204; Muslimin Medinah menantikan kedatangan Rasul - 207; Islam di Yathrib - 208; Muhammad memasuki Medinah - 211.
Bagian 1, Bagian 2

XI. TAHUN PERTAMA DI YATHRIB

Yathrib menyambut Muhajir Besar - 213; Pembinaan mesjid dan tempat tinggal Nabi - 214; Kebebasan beragama bagi seluruh penduduk Yathrib - 215; Orang-orang Yahudi Medinah - Muhammad mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan Anshar - 218; Perjanjiannya dengan Yahudi menetapkan kebebasan beragama - 221; Perkawinan Muhammad dengan Aisyah - 225; Zakat dan Puasa - 226; Azan sembahyang - 226; Teladan dan ajaran-ajaran Muhammad - 228; Kuatnya agama baru dan takutnya pihak Yahudi - 233; Kiblat dari al-Majid'l-Aqsha dialihkan. ke al-Masjid'l Haram - 238; Delegasi Nasrani Najran ke Medinah - 239; Pertemuan tiga agama di Yathrib - 240; Kaum Muslimin mempertimbangkan kedudukannya terhadap Quraisy - 242.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4

XII. SATUAN-SATUAN DAN BENTROKAN-BENTROKAN PERTAMA

Politik Muslimin di Medinah dan satuan-satuan yang pertama - 245; Nabi berangkat sendiri - 246; Pendapat ahli-ahli sejarah tentang ekspedisi pertama - 247; Pendapat kami tentang satuan-satuan ini - 248; Menyudutkan perdagangan Quraisy - 248; Anshar dan perang Agresi - 250; Watak penduduk Medinah - 251; Menakut-nakuti Yahudi - 252; Intrik-intrik Yahudi - 252; Islam dan Perang - 253; Orang-orang suci dalam Islam dan Kristen - 260; Islam agama kodrat - 261.
Bagian 1, Bagian 2

XIII. PERANG BADR

Keberangkatan Abu Sufyan ke Syam - 262; Usaha Muslimin memotong jalan - 263; Berangkat dengan sukses - 269; Perdagangan Abu Sufyan selamat - 269; Quraisy dan Muslimin ragu-ragu akan berperang - 270; Ditunggu kembalinya - 271; Quraisy mengetahui persiapan Muslimin - 273; Mereka berangkat ke Badr - 271; Posisi kedua belah pihak di Badr - 273; Doa Muhammad 275; Hilangnya keraguan - 277; Semangat dan kemenangan Muslimin - 284
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4

XIV. ANTARA BADR DAN UHUD

Muslimin dan Yahudi - 297; Perang Qainuqa' - 300; Yahudi keluar dari Medinah - 301; Quraisy bergerak - 303; Ekspedisi Sawiq - 303; Kabilah-kabilah bergerak lalu melarikan diri - 305; Hancurnya Safwan b. Umayya - 308.
Bagian 1, Bagian 2

XV. PERANG UHUD

Persiapan Quraisy di Mekah - 311; Berangkat perang - 311; Bagaimana Muhammad mengetahui - 312; Muslimin bermusyawarah: bertahan di Medinah atau menyongsong musuh di luar - 314; Kalah dan menang - Nabi berangkat dari Medinah - 317; Berhadapan dengan lawan - 318; Abu Sufyan dan Quraisy kembali ke Mekah - 334.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3

XVI. PENGARUH UHUD

Politik Muhammad sesudah Uhud - 335; Pasukan Abu Salama - 336; Pasukan Abdullah b. 'Unais - 337; Peristiwa ar-Raji' (tahun 625) - 337; Zaid b. Khubaib dibunuh - 339; Orientalis diam saja - 340; Orang-orang Yahudi dan orang-orang Munafik di Medinah - 342; Yahudi berkomplot terhadap Muhammad - 343; Abdullah b. Ubayy membakar semangat orang-orang Yahudi - 344; Banu Nadzir dikepung - 345; Exodus - 346; Sekretaris Nabi - 348; Badr terakhir - 349; Ekspedisi Dhat'r-Riqa' - 350; Ekspedisi Duma'l-Jandal - 351;
Bagian 1, Bagian 2

XVII . ISTERI-ISTERI NABI

Haekal mengulas isteri-isteri Nabi Muhammad saw., terutama kepada Zainab, sebagai jawaban dari tuduhan kaum orientalis mengenai perkawinan nabi dengan Zainab.
Teriakan Orientalis tentang Zainab bt. Jahsy - Zainab menurut gambaran kaum Orientalis - Orang-orang besar tidak tunduk kepada undang-undang - Penggambaran Orientalis yang keliru - Sampai usia 50 tahun hanya beristerikan Khadijah - Hanya Khadijah yang membawa keturunan - Perkawinan Sauda bt. Zam'a - Penelitian sejarah dan kesimpulannya Cerita Zainab bt. Jahsy - Kekeluargaan Muhammad dengan Zainab - Melamarnya untuk Zaid dan penolakan Zainab - Terpaksa menerima - Zaid mengadukan Zainab dan perceraian - Hukum pengaduan dalam Islam - Bagaimana Muhammad kawin dengan Zainab - Bagaimana pendapat kaum Orientalis tentang cerita Zainab bt. Jahsy - Muhammad menjunjung tinggi kedudukan wanita

XVIII. PERANG KHANDAQ BANU QURAIZA

Naluri orang-orang Arab dan kewaspadaan Muhammad - 370; Permusuhan Yahudi yang sengit - 371; Utusan Yahudi kepada Quraisy - 372; Yahudi lebih mengutamakan paganisma daripada Islam - 372; Pendapat seorang Yahudi - 373; Yahudi menghasut orang Arab - 373; - Muslimin gentar - 374; Menggali parit sekitar Medinah - 375; Quraisy terkejut melihat parit - 377; Musim dingin yang luar biasa - 377; Quraiza melanggar perjanjian - 380; Utusan Muhammad kepada Quraiza - 380; Yang menyerbu parit - 383; Muslimin dianggap enteng oleh Quraiza - 384; Intrik Nuiaim di kalangan Ahzab dan Quraiza - 384; Angin topan menghancurkan perkemahan Ahzab - 386; Ahzab berangkat pulang - 386; Perang Quraiza - 387; Keputusan Sa'd b. Mu'adh - 390; Keuletan orang-orang Yahudi dalam perang - 391; Harta benda Banu Quraiza - 393.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3

XIX. DARI DUA PEPERANGAN KE HUDAIBIYA

Penyusunan masyarakat Arab - 395; Affair percintaan dan semangat perang - 397; Wanita, di negeri Arab dan di Eropa masa itu - 398; Wanita dalam undang-undang Rumawi - 399; Muhammad dan reformasi sosial - 400; Islam melarang mempertontonkan diri - 401; Rumah tangga Nabi - 404; Persiapan kehidupan sosial untuk masyarakat Islam - 405; Ekspedisi Banu Lihyan - 406; Pembersihan Banu Qarad - 407; Ekspedisi menghadapi Banu'l-Mushtaliq - 408; Fitnah Abdullah b. Ubayy - 409; Kedengkian Ibn Ubayy kepada Nabi - 411; Perjuangan batin yang berat - 411; Nabi memaafkan Ibn Ubayy - 412; Tertinggal tak terasa - 413; Juairia bt. al-Harith - 415; Aisyah jatuh sakit - 417; Muhammad minta pendapat Usman dan Ali - 419; Muhammad menemui Aisyah - 420; Wahyu membebaskan Aisyah - 421; Maaf yang sungguh indah - 423.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3

XX. PERJANJIAN HUDAIBIYA

Setelah enam tahun di Medinah - 424; Muslimin dirintangi ke Mesjid Suci - 424; Muslimin mengumumkan naik haji - 427; Dua perkemahan bertemu - 429; Muhammad memelihara perdamaian - 431; Utusan Quraisy kepada Muhammad - 433; Perutusan 'Urwa ibn Mas'ud - 434; Utusan Muhammad kepada Quraisy - 435; Usman b'Affan diutus - 436; Ikrar Ridzwan - 437; Perutusan Quraisy kepada Muhammad - 438; Perundingan kedua belah pihak - 440; Abu Bakr dan Umar - 441; Perjanjian Hudaibiya (Maret 628) - 441; Perjanjian Hudaibiya mulai berlaku - 442; Hudaibiya: suatu kemenangan yang nyata - 444; Cerita Abu Bashir - 445; Wanita-wanita Muslihat yang hijrah - 448; Apa yang dilakukan Muhammad - 449.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3

XXI. KHAIBAR DAN UTUSAN KEPADA RAJA-RAJA

Islam dan reformasi sosial - 451; Kematangan ajaran Islam - 451; Larangan khamr - 452; Kerajaan Rumawi dan Persia - 454; Islam: keseimbangan rohani dan jasmani - 458; Penumpasan terakhir Yahudi seluruh jazirah - 459; Besarnya kekuatan kedua belah pihak - 461; Benteng Khaibar terkepung - 462; Pihak Yahudi mati-matian - 463; Sebabnya Yahudi putus asa - 464; Perdamaian Khaibar - 465; Yahudi Fadak - 466; MenyerahnyaWadi'l-Qura - 466; Perkawinan Shafia dengan Muhammad - 468; Kisra dan surat Nabi - 471; Jawaban Muqauqis - 472; Jawaban Najasyi - 472; Muslimin kembali dari Abisinia - 473; Menantikan Umrah pengganti - 475.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4

XXII. 'UMRAT'L-QADZA

Muslimin berangkat ke Mekah - 476; Quraisy menyingkir dari Mekah - 477; Muslimin di depan Ka'bah - 477; Bertawaf di Ka'bah - 478; Tiga hari di Mekah - 479; Perkawinan Nabi dengan Maimunah - 480; Muslimin ke Medinah - 481; Islamnya Khalid bin'l-Walid - 482; Islamnya 'Amr bin'l-Ash dan 'Uthman b. Talha - 483.

XXIII. EKSPEDISI MU'TA

Perhatian Muhammad ke Syam - 484; Mengerahkan 3000 orang - 485; Pasukan Rumawi - 486; Dua pasukan bertemu - 487; Zaid b. Haritha sebagai panglima - 487; Ja'far b. Abi Talib - 487; Abdullah b. Rawaha - 487; Tiga orang panglima gugur berturut-turut - Pimpinan di tangan Khalid bin'l-Walid - 489; Siasat Khalid - 490; Muhammad menangisi para Syuhada - 491; Ekspedisi Dhat's-Salasil - 492.

XXIV. PEMBEBASAN MEKAH

Pengaruh Mu'ta - 494; Tersebarnya Islam di sebelah utara - 495; Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiya - 496; Khuza'a meminta bantuan Nabi - 496; Orang bijaksana Quraisy cemas - 497; Abu Sufyan di Medinah - 498; - Kegagalan misi Abu Sufyan - 498; Persiapan Muslimin membebaskan Mekah - 499; Surat Abi Balta'a kepada Quraisy - 499; Perjalanan tentara Muslimin - 501; Banu Hasyim masuk Islam - 502; Abbas b. Abd'l-Muttalib 502; Abu Sufyan mengintai - 503; Pertemuannya dengan Abbas - 503; Abu Sufyan di hadapan Rasul - 504; Persiapan memasuki Mekah - 506; Pembagian pasukan - 508; Memasuki Mekah - 509; Gambar-gambar dalam Ka'bah - 511; Ka'bah dibersihkan dari berhala - 512; Kekuatiran Anshar - 513; Islamnya Penduduk Mekah - 515.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3

XXV. HUNAIN DAN TA'IF

Malik b. 'Auf menghasut - 520; Muslimin berangkat ke Hunain - 521; Serangan Hawazin dan Thaqif - 521; Muslimin kucar-kacir - Ketabahan hati Muhammad - 522;Muslimin kembali bertempur - 524; Kemenangan Muslimin - 525; Kehancuran total pihak Musyrik - 526; Harga sebuah kemenangan - 527; Ta'if dikepung - 528; Diserang dengan manjaniq - 530; Kebun anggur ditebang dan dibakar - Utusan Hawazin meminta kembali tawanan perangnya - 531; Tawanan Hawazin dikembalikan - 533-534.
Bagian 1, Bagian 2

XXVI. IBRAHIM DAN ISTERI-ISTERI NABI

Kelahiran Ibrahim, putera Nabi dengan Maria dan pertengkaran antara ister-isteri Nabi karena kelahiran Ibrahim tersebut. Cerita ini juga menimbulkan kegairahan mengarang cerita yang tidak-tidak dari kaum orientalis, yang dibalas-balik oleh Haekal secara tepat
Kembali ke Medinah - Kisah Ka'b ibn Zuhair - Utusan kabilah-kabilah kepada Nabi - Zainab wafat - Ibrahim lahir - Isteri-isteri Nabi cemburu - Hafsha dan Aisyah memperlihatkan sikap - Keterangan Umar - Cerita Maghafir - Maria di rumah Hafsha - Selama sebulan Nabi meninggalkan isterinya - Percakapan Umar dengan Nabi - Surat At-Tahrim.

XXVII. TABUK DAN KEMATIAN IBRAHIM

Sejarah peperangan di Tabuk dan kematian putera kesayangan Nabi Muhammad yang bernama Ibrahim
Ketentuan Zakat dan Kharaj - Berita Rumawi bersiap-siap - Seruan Muhammad menghadapi Rumawi - Muslimin menyambut seruan Rasul - Mereka yang tinggal di belakang dan orang-orang Munafik - Muhammad bersikap tegas - Tentara Rumawi - Jalan ke Syam yang panas membakar - Perjanjian dengan Yohanna dan para amir perbatasan - Ibrahim sakit - Muhammad meratapi kematian Ibrahim.

XXVIII. TAHUN PERUTUSAN

Pengaruh Tabuk - 571; Islamnya 'Urwa bin Mas'ud - 572; Perutusan Thaqif - 573; Nabi menolak berhala - 574; Minta dibebaskan dari salat - 575; Lat dibinasakan - 576; Abu Bakr memimpin jemaah haji - 577; Dasar ideal negara yang baru tumbuh - 583; Keputusan yang berlebih-lebihan - 584; Kebebasan berpikir dan peradaban Barat - 585; Bolsjevisma sebagai konsepsi ekonomi - 586; Membungkam kebebasan berpikir yang beralasan - 587; Gambaran kehidupan syirik - 588; Revolusi terhadap syirik dibenarkan - 589; 'Amir bin't-Tufail - 590; Perjuangan dalam Islam dan alasannya - 592
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3

XXIX. IBADAH HAJI PERPISAHAN

Muhammad dan Ahli Kitab - 594; Kedudukannya di kalangan orang-orang Nasrani - 596; Keramahannya terhadap mereka - 599; Islam membedakan paganisma dengan Ahli Kitab - 598; Mengalirnya perutusan - 600; Kesatuan Arab di bawah Islam - 600; Islamnya Ahli Kitab - 601; Perutusan terakhir ke Medinah - 601; Persiapan Nabi naik haji - 601; Perjalanan kaum Muslimin ke Haji - 602; Ihram dan Talbiah - 602; Melepaskan Umrah - 603; Ali kembali dari Yaman - 604; Menjalankan manasik haji - 606; Khotbah 'Arafat - 606; "Hari ini Kusempurnakan agamamu." - 610;
Bagian 1, Bagian 2

XXX. SAKIT DAN WAFATNYA NABI

Menceriterakan sakit dan wafatnya Nabi; termasuk sejarah nabi-nabi palsu diawal sejarah Islam dan penunjukkan Abu Bakr untuk menjadi imam sholat
Sesudah haji perpisahan - 611; Rencana ekspedisi ke Rumawi - 613; Pasukan Usama - 614; Pesan Nabi kepada Usman - 614; Nabi mulai sakit - 615; Kepergiannya ke pekuburan Muslimin -617; Bergurau sekalipun dalam keadaan sakit - 619; Demam keras - 620; Pergi ke mesjid - Mendoakan syuhada Uhud - 620; Pesannya kepada Muhajirin dan Anshar - 621; Menyuruh Abu Bakr memimpin sembahyang - 622; Percakapan dengan Fatimah anaknya - 622; Bermaksud menuliskan wasiat - 623; Tidak mau diobati keluarganya - 624; Kesadaran sebelum wafat - 627; Berpulang ke rahmatullah - 627.

XXXI. PEMAKAMAN RASUL

Berita kematian menggemparkan - 629; Umar tidak percaya Rasul wafat - 629; Kedatangan Abu Bakr - 631; Barangsiapa akan menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal - 632; Benarkah Muhammad sudah wafat - 632; Abu Bakr membacakan ayat Qur'an - Pendapatnya meyakinkan Muslimin - 632; Pasukan Usama kembali ke Medinah - 633; Sambutan Abu Bakr kepada Anshar - 634; Ikrar Umum - 637; Pidato Khulafa'ur-Rasyidin yang pertama - 637; Di mana Rasul akan dimakamkan? - 638; Nabi dimandikan - 640; Perpisahan dengan jenazah yang suci - 641; Detik-detik yang khidmat dalam sejarah - 641; Keguncangan orang-orang yang lemah iman - 641; Nabi dikebumikan - 642; Aisyah di ruangan sebelah makam - 643; Menyelamatkan pasukan Usama - 643; Para nabi tidak diwariskan - 644; Warisan rohani terbesar - 644.
Bagian 1, Bagian 2

1. KEBUDAYAAN ISLAM SEPERTI DILUKISKAN QUR'AN

Dua kebudayaan: Islam dan Barat - 649; Pertentangan gereja dan negara - 649; Sistem ekonomi dasar kebudayaan Barat - 650; Kisah kebudayaan Barat mencari kebahagiaan umat manusia - 651; Dasar kebudayaan Islam - 652; Dalam Islam tak ada pertentangan agama dengan negara - 654; Dalam segala hal akallah patokan dalam Islam - 655; Kekuatan iman - 657; Iman kepada Allah - 657; Iman dasar Islam - 659; Dengan mencari pertolongan Tuhan sampai kepada alam - 661; Sembahyang - 661; Persamaan di hadapan Tuhan - 663; Puasa bukan suatu tekanan - 665; Zakat - 667; Lembaga zakat - 669; Cinta harta - 670; Ibadah haji - 671; Norma-norma etik dalam Islam - 672; Insan Kamil dalam Qur'an - 673; Qur'an dan budi-pekerti - 675; Sistem moral - 677; Arti larangan minuman keras dan judi - 679; Qur'an dan ilmu pengetahuan - 680; Sistem ekonomi - 680; Larangan riba - 681; Bahaya riba yang lain - 682; Riba dan penjajahan - 683; Sosialisma Islam - 684; Tidak menghapuskan hak milik secara mutlak - 684; Sistem sosialisma yang sudah mantap - 685; Sosialisma dasarnya persaudaraan - 685; Mungkin ada yang menjadi keberatan pihak Barat - 687; Keberatan yang salah - 687; Teladan yang diberikan Muhammad - 688; Ulama yang menyesatkan - 689; Kebudayaan Islam dalam dunia kita sekarang - 690.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4, Bagian 5, Bagian 6

2. ORIENTALIS DAN KEBUDAYAAN ISLAM

Tantangan pihak Orientalis - 692; Irving dan jabariah - 693; Qur'an dan takdir - 695; Yang sesat merugikan diri sendiri - 703; Contoh dalam kehidupan pribadi - 704; Maut, akhir dan awal hidup - 705; Rasul-rasul Tuhan dari anak negerinya - 708; Pengertian filosofis dalam jabariah Islam - 710; Yang baik dan yang jahat - 713; Pintu taubat - 715; Evolusi rohani dalam kehidupan - 716; Mulanya, adalah kekerasan dan fanatisma - 718; Rasio dan iman tentang mujizat - 720; Harta dan anak-anak keturunan serta perbuatan baik yang kekal - 724; Muslimin berpikir jadi terbalik. Bagaimana? - 725; Pendapat Syaikh Muhammad Abduh - 725; Pandangan Muslimin yang kemudian - 729; Islam-Kristen dan jalan tengah - 730; Barangsiapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang - 731; Islam tidak menggunakan pedang - 731; Sebuah Liga umat Islam - 733; Jiwa perdamaian di dunia - 735; Toleransi yang tinggi dasar perdamaian - 736; Keluhuran hidup Muhammad - 738.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4, Bagian 5, Bagian 6

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA

CUPLIKAN

  • Sejarah pembentukan mushaf Al-Qur'an menurut seorang orientalis Muir: Bagian 1, Bagian 2.

  • Kotbah 'Arafat, kotbah terakhir Nabi Muhammad saw di hadapan umat Islam di desa Namira, menandai kelengkapan risalah yang dibawakannya.